NIAS BARU

Nias Bangkit, Nias Berjuang, Nias Bertindak, Nias Sejahtera!

  • May 2024
    M T W T F S S
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  
  • Ya’ahowu Banuada

    Salam dari saya, Marinus Waruwu. Weblog "Nias Baru: Ya`ahowu Tano Niha" ini kita jadikan wahana bertukar pikir serta mengerti lebih dalam "berita aktualita Nias". Partisipasi masyarakat Nias sangat diharapkan. Ya'ahowu. Nias berjuang, Nias Nias bertindak, Nias Sejahtera, Nias maju. Semoga!
  • Pages

  • Marinus W. : Abad-21, Kematian Modernitas dan Kebangkitan Agama-agama

    Abad-21 identik dengan bangkitnya agama-agama. Kebangkitan Agama-agama bukan dikarenakan modernitas tidak mampu lagi menjawab segala tuntutan hidup manusia. tapi karena modernitas tidak menyentuh inner/hati manusia yang bersifat rohani yang merupakan inti dari kemanusiaan itu sendiri. artinya modernitas hanya terbatas pada materi, kenikamatan hidup, sementara bagian dalam manusia tidak tersentuh sehingga manusia mengalami kekosongan rohani. akibatnya, hidup manusia selalu identik dengan kegelisahan, kekacauan, dan rasa ketidakbermaknaan hidup. mungkin saja karena modernitas hanya bergulat dengan sisi luarnya saja. artinya yang fisikal semata. sedangkan inti dalamnya terabaikan. akibatnya, Agama adalah pelabuhan terakhir hidup manusia. sebab sisi dalam hidup manusia, hanya agama yang bisa memasukinya. sayang, kebangkitan agama-agama bagai pisau bermata dua. di satu sisi, agama dapat mengkonstruksi kembali hidup manusia yang sudah hancur karena kegelisahan. di sisi lain, agama justru menjadi sebab terjadinya krisis sosial akhir-akhir ini. triumfalisme atau rasa benar sendiri agama-agama tertentu mengakibatkan munculnya fundamentalime yang berujung pada kekerasan, penganiayaan, kefanatikkan, rasa saling curiga dan saling tidak percaya antar komunitas sosial. dan ujungnya juga adalah kekerasan terhadap kemanusiaan. lalu setelah modernitas dan agama ternyata sama-sama penyebab krisis dalam hidup manusia, kemanakah nantinya manusia berlabuh. adakah paham selain itu, apakah ateis.
  • Nias bangkit, Nias berjuang, Nias sejahtera, Nias sejahtera!

    Bukanlah slogan kosong untuk masyarakat nias. Tapi slogan nias bangkit, berjuang, bertindak, sejahtera adalah slogan yang punya makna. makna apa? makna kebangkitan masyarakat nias dari ketertinggalan dan keterpurukannya terutama dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan segala bidang lainnya. Caranya adalah melalui modernisasi pendidikan. Pendidikan adalah salah satu cara terbaik untuk membawa nias ke arah kemajuan. Bila masyarakat punya pola pikir maju dan punya visi dan misi ke depan bukan tidak mungkin masyarakat kita nias dalam 10 tahun ke depan akan sejajar dengan daerah-daerah lain yang telah mencicipi kemajuan.
  • Asking Pardon and Forgiving Offenses:

    You should either avoid quarrels altogether or else put an end to them as quickly as possible; otherwise, anger may grow into hatred, making a plant out of a splinter, and turn the soul into a murderer. For so you read: “ Everyone who hates his brother is a murderer “ (I Yoh 3:15) Whoever has injured another by open insult, or by abusive or oven incriminating language, must remember to repair the injury as quickly as possible by an apology, and he who suffered the injury must also forgive, without further wrangling. But if they have offended one another, they must forgive one another`s trespasses for the sake of your prayers which should be recited with greater sincerity each time you repeat them. Although a brother is often tempted to anger, yet prompt to ask pardon from one he admits to having offended, such a one is better than another who, though less given to anger, finds it too hard to ask forgiveness. But a brother who is never willing to ask pardon, or does not do so from his heart, has no reason to be in the community, even if he is not expelled. You must then avoid being too harsh in your words, and should they escape your lips, let those same lips not be ashamed to heal the wounds they have caused. Thank You!
  • Tulisan Teratas

  • Meta

Archive for the ‘Gema Gereja’ Category

Hal Mengundang Tuhan & Pertobatan

Posted by niasbaru on March 31, 2009

Marinus Waruwu

 

       Dalam Injil Mrk 9:2-13, berkisah tentang peristiwa pemuliaan Yesus di atas gunung. Peristiwa tersebut berawal ketika Yesus membawa tiga murid-Nya yaitu Petrus, Yakobus, dan Yohanes ke sebuah gunung. Setelah sampai diatas gunung, tiba-tiba rupa Yesus berubah. Pakaian-Nya putih mengkilat.

            Dalam peristiwa yang mengagumkan ini, nampak juga kepada para murid nabi Elia dan Musa. Kedua nabi besar tersebut ada yang disebelah kanan Yesus dan ada yang disebelah kiri. Petrus pun berkata dengan antusias kepada Yesus: Guru betapa bahagianya kami di tempat ini. Biarlah kami mendirikan tiga kemah. Satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia. Petrus mengatakan hal ini dengan penuh ketakutan karena seolah-olah mereka sedang melihat penampakkan yang luar biasa. Dan memang itu yang sedang terjadi. Read the rest of this entry »

Posted in Gema Gereja | Leave a Comment »

Manusia Lebih Menyukai kegelapan

Posted by niasbaru on March 31, 2009

Marinus Waruwu

 

            Dunia kita jahat. Dunia kita gelap. Kekerasan demi kekerasan yang terjadi antara  manusia tak terhindarkan. Bahkan kekerasan (violence) itu telah membudaya. Tak terelakkan lagi. Itulah dunia kita saat ini. Hari demi hari. Bulan demi bulan. Tahun demi tahun. Kekerasan di dunia yang mengindentikkan dirinya pejuang kebebasan, pejuang kemanusiaan, malah membawa bencana bagi kemanusiaan itu sendiri. Itulah gambaran dunia. Itulah wajah dunia yang muram. Dunia yang penuh dengan lumuran darah. Dunia yang penuh dengan kebencian manusia. Dunia para setan! Seru  korban teror di Bali sesaat setelah terjadi bom pada tahu 2003.

            Kejahatan manusia. Kebencian manusia. Kekerasan manusia terhadap sesamanya tampak dalam wajah terorisme, perang antara negara, pembantaian etnis minoritas, perusakan rumah ibadat penganut agama lain. Dunia pun tidak nyaman untuk di huni. Dunia seolah-olah neraka bagi manusia. Bukan sebagai surga bagi kemanusiaan. Contoh paling praktis adalah serangan terorisme di gedung WTC dan Pentagon (USA) tahun 2001. Lebih dari 3000 jiwa manusia melayang sia-sia. Mereka adalah orang-orang tak berdosa. Mereka tidak tahu apa itu politik. Mereka tidak tahu apa itu fundamentalisme agama yang tampak dalam wajah terorisme. Mereka tidak tahu apa itu kekeuasaan. Mereka hanya tahu apa dan untuk apa hidup. Sebelum kejadian yang memilukkan itu, hidup mereka hanyalah dicurahkan untuk kebaikan keluarga, dan mencari nafkah di gedung pencakar langit itu. Namuan apa daya, mereka menjadi korban keganasan sesama manusia. Mereka menjadi korban balas dendam karena kebencian. Mereka menjadi korban peradaban yang buruk, tak berperikemanusiaan. Itulah hidup manusia. Hidup penuh kejahatan dan kekerasan.  Read the rest of this entry »

Posted in Gema Gereja | 1 Comment »

KELAHIRAN YESUS, MEMBANGUN HIDUP BARU

Posted by niasbaru on December 4, 2008

Bahan Bacaan: Yes 9:1-3.5-6, Tit 2:11-14, Luk 2:1-14

1. Yesus adalah cahaya yang terang benderang
 Nabi Yesaya dalam Kitab Yesaya sering bernubuat tentang kedatangan Al-Masih (muslim) atau Yesus Kristus (Kristen). Pada masa pembuangan di Babilonia, orang Yahudi merasa ditinggalkan oleh Allah dan berada dalam kegelapan. Pada situasi demikian muncullah Nabi Yesaya. Ia memaklumkan kepada semua orang Yahudi bahwa mereka akan melihat cahaya terang.

Kegelapan, perbudakan atas bangsa Israel akan dihapus dan seorang Putera akan dianugerahkan kepada mereka. Dia (Putera) akan membebaskan bangsa-Nya dari segala macam praktik perbudakan. Dia akan dihormati sebagai Penasehat Ulung, Raja Perkasa dan Pangeran Damai. Luas wilayahnya tak terbatas. Kebahagiaan-Nya dan damai-Nya bukan khayalan belaka. Dia akan menjadi dasar kerajaan Allah yang abadi. Di dalam Dia, Allah dan manusia didamaikan.

Hari sudah mulai siang. Terang semakin memancar. Kelahiran Sang Penyelamat semakin nyata pada kita. Kita umat yang merayakan NATAL percaya bahwa kelahiran Yesus mewujudnyatakan nubuat Nabi Yesaya kepada bangsa Israel. Nubuat telah terpenuhi. Anak manusia yang terbaring dalam palungan menjadi pangkal keselamatan manusia di BuMI.

2. Yesus, sumber keselamatan bagi semua orang

 

Kurang lebih setengah abad kemudian setelah Nubuat Yesaya, Yesus lahir di Betlehem. Di kemudian hari, Rasul Paulus, seorang misionaris besar Kristen merenungkan arti dan guna kedatangan Yesus ke dunia. Menurutnya, Rahmat dan kebaikan Allah Bapa kita sudah nampak kepada kita dalam Diri Putera-Nya Yesus Kristus.

Yesus Kristuslah yang membawa keselamatan dan kebahagiaan bagi semua orang. Kedatangan-Nya mengingatkan kita agar hidup kita tidak berlawanan dengan kehendak Allah. Dia mengajak kita untuk selalu berlaku adil, saleh dan berbudi luhur di dunia ini. Dengan itu, kita menantikan dan mempersiapkan kedatangan Yesus pada akhir jaman. Pada saat itulah nyata maksud kedatangan-Nya di bumi ini. Dia adalah sumber keselamatan kita.

3. Yesus penyelamat kita

 

Sambil kita mendengarkan lagu-lagu Natal. Sambil memandang patung-patung Natal serta pohon Natal, kita digugah untuk mencari arti dan makna Natal dalam hidup kita. Kedatangan Yesus ke dunia bukan untuk umat Kristen saja. Tetapi untuk semua orang yang berkenan pada Allah. Kedatangan Yesus bersifat Universal.

Dalam Injil Lukas dikatakan bahwa: ” Baiklah lahir bagimu Kristus Tuhan Penyelamat”. Yesus anak kecil itu adalah penyelamat bagi kita. Dia menyelamatkan kita dari segala dosa, dari segala kejahatan kita, dan dari segala hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Bapa-Nya.

Dia membawa kita ke dalam kerajaan-Nya yang terang benderang. Dia menyemangati kita untuk selalu berbuat saleh, berbudi luhur. Karena itu, Natal yang akan kita rayakan menyadarkan kita bagaimana seharusnya kita hidup dihadapan Allah. Kita adalah Anak-anak Allah. Kita adalah anak-anak siang. Kita bukan anak-anak malam/kegelapan. Sebab itu, kita diajak untuk mengikuti teladan Yesus yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia.

 Saat ini, negara kita menghadapi berbagai macam masalah yang tidak gampang untuk diselesaikan. Mulai dari Krisis global yang mengakibatkan kehancuran dalam bidang ekonomi dunia dan berimbas kepada kita. Ribuan buruh perusahaan dalam dan luar negeri menjadi korban PHK perusahaan karena krisis global yang tidak menentu kapan selesai. Pengangguran pun melonjak. Dengan itu, kemiskinan juga bertambah! Read the rest of this entry »

Posted in Gema Gereja | 5 Comments »

Membangun Persaudaraan Yang Retak

Posted by niasbaru on October 26, 2008

Marinus Waruwu

 

Hubungan persaudaraan yang retak, bermasalah selalu layak untuk dipulihkan. Sebab hidup manusia adalah tentang belajar bagaimana mengasihi, menghargai suatu hubungan yang telah dibangun. Berusaha memelihara hubungan tersebut, dan bukan merusaknya karena ada perselisihan, pertentangan karena luka hati atau konflik yang tidak terselesaikan.

Persaudaran, perdamaian yang menuju kepada persekutuan sejati adalah harga mati di jaman ini.  Sebab dimana ada persaudaran, perdamaian, disitulahlah tercipta kemanusiaan yang sejati. Kemanusiaan sejati tercipta bilamana setiap manusia menghargai martabat, derajat sesamanya sebagaimana layaknya manusia. Dan hal tersebut hanya tercipta apabila di sana persaudaran, perdamaian selalu dijaga dan dipelihara. Muncul pertanyaan: Bagaimana manusia menyikapi hubungan yang retak dengan manusia lain akibat perselisihan, pertentangan? Manusia lemah, tapi manusia selalu dituntut untuk tidak menghindari konflik yang terjadi. Manusia harus mengalami konflik yang muncul dan menjadikannya sebagai pengalaman hidup yang berharga. Konflik mendewasakan manusia dalam membangun relasi yang bertanggung jawa. Selain itu, konflik juga membantu pribadi manusia untuk memahami secara lebih mendalam karakter, kepribadian sesamanya. Sebab hubungan yang retak, hancur selalu layak untuk dibangun, dan dipulihkan kembali. Ada tujuh langkah untuk membangun kembali persaudaraan yang retak.

The first, Talk to God before you talk to the problem people. Bawalah masalah-mu kepada Tuhan. Anda diskusikan kepada-Nya segala permasalahan yang sedang anda alami. Sebab tak seorang pun yang dapat menyelesaikan persoalan anda selain Tuhan. Sebab perdamaian tak akan tercapai tanpa kekuatan Tuhan.

The second, Take an initiative action always. Anda dituntut mengambil langkah pertama. Jangan menunggu pihak lain untuk berdamai dengan anda. Ketika persaudaran tegang, rusak, rencanakanlah sebuah pertemuan perdamaian. Jangan pernah menunda-nunda dengan berbagai dalih. Masalah yang tidak cepat diselesaikan akan menjadi duri dalam daging, dan membesar.

The third, Be a simpatic man to the other people especially the problem people. Mulailah dengan simpati, dan jangan solusi. Jangan mencoba membuat orang lain melupakan perasaan mereka. Tapi dengarkanlah dan biarkanlah emosi orang tersebut tanpa bersikap defensif. Adalah kesabaran andalah yang paling dituntut disini.

The fourth, Admit your part in the conflict. Akuilah kesalahan, kesilafan yang anda buat. Jangan mengelak, mengindar. Kita semua manusia pasti punya kekurangan dan kelemahan, karena itu bila perlu ajaklah pihak ketiga untuk mengevaluasi tindakan-tindakan anda.

 The fifth, Attack the problem, but not the man. Sebuah masalah yang lemah lembut akan lebih baik dari sebuah jawaban yang kasar. Dalam memecahkan sebuah konflik, bagaimana anda mengatakannya sama pentingnya dengan apa yang anda katakan. Jika anda mengatakannya secara menyinggung, maka orang yang bermasalah dengan anda akan menerimannya secara defensif.

The sixth, Work together as possible. Perdamaian selalu ada harganya demi persaudaraan sejati, lakukan yang terbaik untuk kompromi, menyesuaikan diri dengan orang lain, dan mementingkan apa yang mereka butuhkan.

The seventh, Give priority to reconciliation, but not resolution. Rekonsiliasi berfokus pada hubungan, sedangkan resolusi berfokus pada masalahnya. Ketika anda berfokus pada rekonsiliasi, masalahnya kehilangan maknanya dan sering menjadi tidak relevan. Anda dapat membangun kembali sebuah hubungan bahkan ketika anda tidak bisa menyelesaikan perbedaan-perbedaan anda. 

Mempraktekkan ketujuh langkah di atas bukanlah hal mudah. Ketika seseorang berada dalam pesakitan biasannya yang terjadi bukan mencari solusi agar masalah terselesaikan  secepat mungkin, tetapi sebaliknya mencari berbagai cara untuk balas dendam. Jika ini yang terjadi, maka masalah akan semakin besar. Bahkan bukan hanya menyangkut masalah pribadi tetapi akan membawa orang-orang sekitar masuk dalam masalah tersebut sehingga hubungan persaudaraan yang pernah ada, terjalin berlalu begitu saja, dan rusak.

Menerapkan, mempraktekkan ketujuh langkah di atas kendati sulit. Tetapi kita diajak untuk selalu mencoba, mencoba, dan mencoba…bagi kita manusia tak mungkin, tetapi bagi Allah tak ada yang tak mungkin. Karena itu, untuk membantu menerapkannya, jangan pernah lupa untuk berdoa. Hadaplah Tuhan, dan curahkanlah keluh kesahmu kepada-Nya. Tuhan tidak tuli dan buta. Tuhan akan membimbing, mencurahkan Roh-nya kepada anda sehingga segala permasalahan teratasi dengan baik. Saya berani berkata demikian karena tulisan ini bukan hanya slogan. Tulisan ini berasal dari pengalaman konkret yang telah dibahasakan sesuai dengan karya Roh kudus. Percayalah jika anda membiarkan diri anda dimbimbing Roh Tuhan, Tuhan akan menuntun jalan agar hubungan persaudaraan yang telah rusak dapat dibangun dan dipulihkan kembali. Tuhan memberkati.

 

 

Penulis, Pengamat Politik, Student Representative Assembly of Parahyangan Catholic University, Philoshophy. Menulis di berbagai media cetak.

Posted in Gema Gereja | 1 Comment »

Pengalaman Akan Allah

Posted by niasbaru on March 15, 2008

Marinus W. 

Tugas refleksi tentang “Pengalaman akan Allah”ini adalah tugas mata kuliah teologi Allah, yang diajar oleh Bapak Frans Borgias. Ini merupakan refleksi seorang manusia akan perjumpaan dengan Allah. Pengalaman akan Allah terutama dialami dan dirasakan dalam kehidupan keseharian. Keseharian berkaitan dengan hidup rohani, dan tentu juga hidup jasmani yang tidak lain adalah pemberian Allah, Yang Trasenden. Musa, yang tidak lain adalah Nabi besar orang Israel dan juga Kristen, mengalami perjumpaan dengan Sang Trasenden. Dan dalam perjumpaan tersebut ada dialog antara kedua belah pihak. Santo Paulus, Missionaris Agung Kristen juga mengalami hal yang sama. Walaupun ia seorang pengejar-ngejar orang yang percaya kepada Kristus, justru ia dipanggil oleh Kristus menjadi hamba dan pewarta kabar gembira. Pengalaman akan Allah, hanya dapat dialami oleh manusia itu sendiri melalui pengalaman rohani yang dialami. Seorang Budha percaya akan Nirwana juga berasal dari pengalaman rohani dan pergulatan dengan Allah dalam hidup sehari-hari. Read the rest of this entry »

Posted in Gema Gereja | 3 Comments »

Natal: Membebaskan Keselamatan Eksklusif

Posted by niasbaru on December 25, 2007

Oleh Stevanus Subagijo

Ada salah persepsi akut, terus terulang dan dianggap kebenaran ketika dunia menyambut Natal. Yakni bahwa Natal adalah eksklusif milik dan diperingati hanya untuk dan oleh umat Kristen, sebagai pengikut Yesus yang dilahirkan itu. Natal diposisikan sebagai “kavling keselamatan” atau spiritual cluster dari proyek surgawi untuk komunitas Yahudi saat itu yang menunggu datangnya Mesias yang dijanjikan. Read the rest of this entry »

Posted in Gema Gereja | Leave a Comment »

Makna Horizontal Natal

Posted by niasbaru on December 25, 2007

 Oleh Aloys Budi Purnomo

UMAT Kristiani sejagat merayakan hari Natal, kelahiran Yesus Kristus. Perayaan Natal sebagai penghayatan unsur hidup keberagamaan tidak hanya merupakan ungkapan iman dan cinta bakti kepada Allah secara vertikal, tetapi juga perwujudan iman dan cinta kasih kepada sesama secara horizontal. Cinta kepada Allah mesti berimbang dengan cinta kasih kepada sesama, terutama yang miskin dan menderita. Read the rest of this entry »

Posted in Gema Gereja | 3 Comments »

Menjelang Natal dan Tahun Baru Paus Imbau Jangan Terjebak Konsumerisme

Posted by niasbaru on December 13, 2007

 [VATIKAN] Paus Benediktus XVI mengingatkan seluruh umat Kristiani untuk tidak terjebak dalam pola konsumerisme dalam memperingati kelahiran Yesus Kristus. “Pentingkan pola hidup sederhana dan peduli terhadap sesama. Jauhilah pola-pola hidup yang konsumeristis,” imbau Sri Paus saat berkhotbah dari ruang kerjanya yang dapat dilihat oleh umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu (9/12). Read the rest of this entry »

Posted in Gema Gereja | 1 Comment »

Mencari Kehendak Tuhan

Posted by niasbaru on October 13, 2007

    Sejak berjanji di malam Natal, tekad saya untuk kelak menjadi misionaris sudah bulat. Saya yakin saya tidak akan memilih jalan hidup yang lain. Tapi berbagai pertanyaan memenuhi pikiran saya, “Ke mana saya akan pergi? Mungkinkah anak desa seperti saya menjadi misionaris? Bagaimana caranya menjadi misionaris? Akankah keluarga saya mengizinkan saya pergi jauh dari mereka? Gadis Nias tidak boleh jauh dari orang tuanya, dan saya anak perempuan bungsu. Bagaimana caranya mengatakan keinginan ini kepada orang tua saya?” Hati saya berdebar-debar setiap kali memikirkan hal ini. Read the rest of this entry »

Posted in Gema Gereja | 1 Comment »

Gereja Roman Katolik

Posted by niasbaru on October 10, 2007

Imej Yesus Kristus yang sering digunakan oleh penganut Katolik

Imej Yesus Kristus yang sering digunakan oleh penganut Katolik

Yesus yang disalib.

Yesus yang disalib.

Gereja Katolik Roma merupakan mazhab Kristian yang terbesar di dunia, terdiri daripada mereka yang mengakui kuasa uskup Rom (iaitu Paus), dalam perkara yang berkait dengan ajaran agama Kristian. Gereja Roman Katolik menganggap dirinya sebagai pewaris yang sah kepada kuasa yang diturunkan oleh Yesus Kristus (Nabi Isa) kepada 12 orang RasulNya (Apostles). Gereja tersebut mempunyai pengaruh yang besar di dalam pembangunan kebudayaan orang Eropah dan pengenalan nilai-nilai barat kepada tamadun lain. Pada akhir 1990-an, jumlah penganut mazhab ini mencecah jumlah 1 bilion (lebih kurang 52 peratus penganut Kristian atau 16 peratus penduduk dunia). Kebanyakan penganut agama Katolik bertumpu di Eropah dan Amerika Latin, walaupun pengaruhnya semakin bertambah di bahagian dunia yang lain seperti Afrika.

Read the rest of this entry »

Posted in Gema Gereja | Leave a Comment »