Talent is Never Enough
Posted by niasbaru on February 20, 2011
Oleh Marinus Waruwu
Pada tahun-tahun terakhir ini, bakat mendapatkan perhatian khusus para motivator, guru-guru kepemimpinan dunia. Hal ini tidak terlepas dari berbagai spekulasi yang muncul bahwa bakat sudah cukup mengantar seseorang ke puncak, dan mewujudkan mimpi-mimpinya. Masalahnya, tidak sedikit motivator ulung, dan guru kepemimpinan bereaksi keras, dan menyangkal pandangan ini. Mereka beranggapan bahwa bakat jika tidak pernah diasah, dikembangkan akan mati, tidak berguna. Bahkan bisa menipu karena seseorang terlalu berharap bahwa dengan bakat, keberhasilan akan datang sendiri, sementara bakat-bakat yang dimiliki tidak pernah diasah, teruji.
Talent is never enough, menurut saya salah satu buku legendaris yang berbicara banyak tentang motivasi, dan talenta-talenta. Buku ini ditulis oleh John C. Maxwell. Maxwell seorang guru kepemimpinan multinasional berkebangsaan Amerika. Dari judul bukunya saja sudah terlihat jika bakat tidak pernah cukup. Sebaliknya, ia harus diefektifkan terus menerus. Tentang isi buku yang terbit pada tahun 2008 ini, saya membuat semacam resensi buku, yang pada intinya menyangkut hal-hal penting yang mampu mengefektifkan bakat-bakat seseorang. Saya berharap kaidah emas dari John Maxwell ini mampu mencerahkan hati saudara/I. Maka, mulai dari sekarang pun saudara bisa melakukan gebrakan kecil-kecil dengan mempraktekkan hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hidup saya juga tentunya.
Ketiga belas kaidah emas itu antara lain, Pertama, keyakinan. Keyakinan menjadikan seseorang percaya diri, dengan itu seseorang akan menemukan potensi terbaiknya, dan mempraktekannya. Kedua, gairah. Gairah lebih utama dari sebuah perencanaan matang. Ia menciptakan api, dan memberikan bahan bakar. Ia memaksa orang untuk terus maju, dan menggunakan bakat yang dimiliki sebaik-baiknya. Orang yang mempunyai gairah tidak pernah berhenti sampai impian mereka terwujud. Ketiga, inisiatif. Inisiatif tidak menunggu masalah selesai, sebaliknya selalu bergerak cepat menghidupkan bakat terus-menerus. Momentum adalah sahabat mereka. Keempat, fokus. Bakat dan fokus mengarahkan seseorang untuk menemukan, dan mengembangkan segala potensi terbaik mereka. Ia menolong orang untuk hidup tanpa penyesalan, karena itu mengarahkan serta menggunakan bakat dan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Kelima, persiapan. Persiapan menempatkan orang di posisi yang tepat. Orang yang berbakat lebih mempersiapkan dengan baik hidup sesuai dengan semboyan legendaris dalam dunia motivasi, “segala sesuatu berjalan dengan baik jika dimulai dengan baik.” Keenam, latihan. Melalui latihan, bakat semakin dipertajam terus-menerus. Ketujuh, kegigihan. Ia berbicara tentang penyelesaian. Bakat memberi harapan untuk keberhasilan hidup, tetapi kegigihan menjaminnya. Kedelapan, keberanian. Keberanian mendorong orang untuk berani mencoba, mencoba, dan mencoba lagi. Kesembilan, sikap bisa diajar. Sikap ini membantu seseorang untuk selalu mengharapkan dan berusaha keras untuk belajar. Ia pun membantu memperluas bakat. Kesepuluh, karakter. Karakter menolong orang berbakat untuk mengetahui lebih baik lagi. Ia membangun apa yang ada dalam diri, dan membuat perbedaan dalam diri. Kesebelas, hubungan. Hubungan sangat mempengaruhi bakat terutama orang-orang sekitar. Jika kita bergaul dengan orang-orang positif, dan optimal bakat kita pun dipaksa untuk berkembang, dan sebaliknya. Keduabelas, tanggungjawab. Tanggungjawab memperkuat bakat. Ia memberikan dasar keberhasilan, dan memaksimalkan kemampuan dan kesempatan, serta membangun reputasi yang teguh. Ketigabelas, kerja tim. Melalui kerja tim, bakat-bakat dilipatgandakan.
Ketiga belas kaidah emas Maxwell ini merupakan cara paling jitu untuk menghidupkan bakat, dan mewujudkan impian. Karena itu, bakat tidak pernahlah cukup (faktor interen). Bakat perlu disokong oleh factor eksteren, sehingga bakat bukan sekedar istilah, simbol, melainkan ia sungguh hidup, dan berapi.
Bermimpi menjadi seorang sukses sangatlah mudah. Ada banyak orang yang bakatnya sangat pas-passan, lagi malas-malasan. Namun, mereka sukses dalam hidupnya. Sebaliknya, ada juga orang yang sejak kecil bakatnya begitu mempesona setiap orang. Ia pun selalu mendapatkan perhatian semua orang. Sayang, kehidupannya penuh dengan cerita tragis. Ia pun hidup dalam kemiskinan dan penderitaan. Cerita ini sangat kontras. Namun mengundang sejuta pertanyaan. Mengapa orang yang kedua hidup dalam kemiskinan dan penderitaan? Mario Teguh, salah satu motivator terkemuka di negeri ini memberikan dua jawaban. Pertama, kesempatan. Menurutnya, seorang yang punya bakat harus mencari kesempatan, dan peluang terus menerus untuk mengasah bakatnya. Kedua, kesiapan. Bakat harus diasah. Sebab jika diasah terus-menerus, maka hal itu akan sangat membantu seseorang untuk siap memanfaatkan setiap peluang yang ada. Maka, kelemahan orang yang kedua sudah bisa ditebak. Orang yang kedua mempunyai bakat yang lebih. Tetapi ia kurang dalam hal kesiapan, dan memanfaatkan setiap peluang yang ada. Bakat emasnya pun menjadi sia-sia, mati.
Beberapa tokoh yang mampu mengembangkan bakat-bakat mereka hingga menjadi orang-orang tersohor di dunia, yakni Albert Einstein, Theodore Roosevelt, John F. Kennedy, Abraham L., atau Oprah Winfrey, Tiger Wood, dan Sekarang ini adalah Barack Obama, dll. Mereka semua dikagumi, dikenang dalam sejarah umat manusia. Dan hal itu hanya dimungkinkan karena mereka mampu memaksimalkan bakat mereka. Bagaimana dengan anda? Semoga!
Penulis, Penikmat Buku-buku motivation, leadership, philosophy, politic, dan lain-lain. Penulis di berbagai media cetak (NOLA, HIDUP, KOMUNIKASI, dll)
ANIS... said
excellent review!
hai,saudara Marinus… gg sengaja sy nemui blog ini ketika sedang mencari info2 ttg beasiswa khusus mahasiswa anak Nias. lama kemudian sy baca tulisan2 yg ada disana ternyata cukup menarik terutama tulisannya pak Firman Harefa yang memaparkan sejumjah kebaikan profil beserta janji2nya pak Syamful yang konon katanya sekarang sedang dalam masa tahanan dan penyelidikan. plus tulisannya si Aisha yang bikin bangga itu. rasanya saya perlu buka2 link ni lage yah biara terus dapet info yang menarik tentang Nias.
eh, back to case! untuk tulisan resensi yang sodara buat sy pikir bagus banget ya, tak diragukan pasti bisalah dimuat di media berita.
dan sy sendiri juga kepikiran untuk membaca buku ini(gak punya bukunya minta pijam x yah…hahahah)
oh ya buat perkenalan ja, sy juga anak NIAS yg study di Medan, bersal dr Kab. Nisel, Kec. Mazino, tepatnya Desa Hilizalootano.
senang bisa berhubungan dengan link ini.
sekali lagi GOOD JOB! keep spirit and be bless you always.
Marinus W. said
Slm kenal saudara Anis.
Wah luar biasa klo sedang mencari2 bea siswa khusus untuk anak2 Nias. Sudah dapat belom? Harapan kita sdr. Anis dpt deh…!!! sukses selalu Ya…
Trim`s jika tulisan2 di website kita ini memberi banyak inspirasi kepada sdr.Anis. Semoga wawasannya semakin terbuka!
Saohagolo. Semoga makin berkembang, dan semangat Ya…
Anis said
saohagolo manawuli, sdr. Marinus….
anyway, cemana caranya biar bisa ada hub. dengan blog ne
?
Marinus W. said
Yaahowu
Terima kasih Anis.
Berhubungan dgn blog gmn maksudnya Anis. Apakah Anis mau membuat blog atau mau menulis artikel di blog kita yang sederhana ini?
Tuhan memberkati!
Saohagolo
Bandung
Marsono.S.L said
Kepada saudara marinus waruhu…semangat trus ya…aku berharap semoga kaul kekalnya diterima….prinsipnya jangan menyerah tetapi berserah kepada Allah..