BARACK OBAMA, KAUM MUDA NIAS, POLITIK NASIONAL
Posted by niasbaru on November 15, 2008
Marinus W.
Barack Obama akhirnya mencetak sejarah. Ia bukan saja menjadi Presiden kulit hitam pertama di Gedung Putih, (The United State), tetapi juga menempatkan dirinya sebagai salah satu Presiden termuda Amerika serikat. Menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat memang bukan hal muda. Bagi orang yang berasal dari kelompok minoritas seperti Obama (Afro-Amerika) atau (Alm) mantan Presiden Jhon F. Kennedy (Katolik) akan sulit menembus tembok pemisah nan kokoh dari kelompok mayoritas. Karena itu, dalam konstitusi lama Amerika, seorang calon Presiden harus memenuhi syarat-syarat yang mutlak ada dalam diri setiap calon Presiden. Yaitu demografi White, Anglo-Saxon, and Protestant (WASP). Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, misalnya seorang Afrikan, Katolik, atau Indian, lebih baik mundur dari pertarungan. Sebab hanya menghambur-hamburkan uang untuk biaya kampanye kandindat, yang hasilnya sudah langsung ditebak. Singkatnya, secara tradisional, golongan WASP tidak akan begitu saja menyerahkan kekuasaan kepada golongan minoritas.
Jhon F.Kennedy dan Barack Obama merupakan dua generasi Amerika yang datang pada waktu yang berbeda. Mereka mampu menembus tembok pemisah yang telah berdiri kokoh kuat selama berabad-abad. Pada tahun 1960-an, Kennedy membuat sejarah sebagai Presiden Katolik pertama (minoritas), dan juga termuda. Lalu pada tahun 2008, Barack Obama keturunan Afro-Amerikan, dan pernah tinggal di Indonesia yang mayoritas beragama muslim mampu menarik simpati warga Amerika untuk memilihnya dalam pertarungan melelahkan dengan lawannya dari Partai Republik. Pidatonya, pembawaanya, visi dan misinya yang menggemakan tema perubahan (Change) yang berlawanan dengan status quo mampu menyihir Amerika. Ia pun berhasil mengalahkan lawannya secara meyakinkan, menang mutlak.
Kemenangan Obama menunjukkan sisi positif dari demokrasi Amerika. Demokrasi Amerika telah menembus batas. Demokrasi USA bukan hanya membongkar tembok kebencian ras, agama, budaya. Tetapi juga menjadi contoh, teladan kepada setiap negara di dunia bahwa demokrasi tidaklah buruk. Justru membongkar sekat-sekat, dan merekatkan persaudaraan antara umat manusia. Selain itu, demokrasi juga membeli peluang memimpin kepada mereka yang berasal dari golongan bawah. Tidak semata golongan elit, berasal dari golongan yang berdarah biru.
Bagaimana dengan Nias? kemenangan Obama dalam pemilu Amerika telah menginspirasikan banyak kaum muda di dunia, termasuk Nias, Indonesia. Kalau kita jujur sebetulnya banyak kaum muda Nias yang berbakat menjadi seorang pemimpin. Di berbagai sudut kota Nusantara tidak sedikit orang Nias yang telah mencicipi pendidikan dan siap menjadi pemimpin. Mereka pun berhasil dengan spesisialisasi masing-masing. Namun masalah muncul ketika kaum muda Nias tidak mau tampil dalam perpolitikan nasional. Ada banyak alasan untuk tidak tampil, pertama, Takut dianggap cari muka, kedua, karena Ketiadaan dana untuk bersaing ke level perpolitikan Nasional, ketiga, usaha mereka dirasa sia-sia belaka karena orang Nias tidak akan mendapat dukungan secara nasional seperti Jhon F. Kennedy dan Barack Obama. Sebab kemungkinan orang-orang di Pulau Jawa yang mayoritas penduduk Indonesia tidak akan menerima jika orang Nias berkuasa (minoritas). Apalagi jika ia seorang Kristen, maka impian menjadi pemimpin di negeri ini sia-sia belaka. Biasanya alasan-alasan inilah yang menjadi alasan kaum muda Nias untuk tidak tampil di level politik Nasional.
Tapi bagaimana dengan Kennedy, dan Obama. Kedua pemimpin kharismatik ini berada dalam posisi yang sama seperti orang Nias (minoritas). Sebelum terpilih menjadi Presiden banyak keraguan, fitnah, pelecehan yang dialamatkan kepada mereka oleh lawan-lawan politik. Tetapi karena kemauan, kerja keras, spirit untuk maju demi bangsa dan negara, toh mereka berhasil. Keminoritasan tidak menjadi penghalang untuk maju. Justru sebagai senjata dan kekuatan ampuh untuk menang.
Kenyataannya, Jhon F. Kennedy dan Barack Obama bukan hanya menang. Tetapi juga membuat sejarah yang tetap diingat dan dikenang sepanjang masa. Pertanyaan muncul: Bagaimana dengan kaum muda Nias? sudah siap bertempur ke level politik Nasional? Ayo janganlah kita hanya menjadi penonton. Sekarang saatnya kita menjadi pemain! Mari belajar dari pengalaman Kennedy dan Obama. Kita jangan berkecil hati dulu karena kita minoritas. Tetapi marilah kita jadikan ke-minoritasan kita sebagai kekuatan untuk maju ke level politik nasional!
Yaahowu!
redaksi said
SELAMAT BARACK HUSSEIN OBAMA!!
Rangkaian kalimat dengan kata-kata indah bergaya ku tuliskan kepadamu. Taburan ratna mutu belaian cinta ku ucapkan kepadamu, sebagai pernyataan selamatku atas kemenanganmu, presiden amerika ke-44, Barack Obama.
Suatu pernyataan “selamat” sebenarnya lebih pantas diucapkan dengan mulut disertai jabatan tangan : tapi karena waktu itu aku ketinggalan antri, maka pernyataan itu baru kini dapat kusampaikan melalui blog ini.
Banyaklah sudah aku mengenal pemimpin Amerika yang ulung; namun rasa kagumku hanya terpancang kepadamu. Bukan karena latar belakang historimu, pernah tinggal di Indonesia atau kau dari golongan minoritas Amerika. Bagiku visi-misi kampanyemu, membayangkan suatu lambaian kasih, mendamaikan dunia. Kau tawarkan new leadership of America, seolah aku terbang di pesawangan.
Dalam meghadapi masalah terorisme, perdamaian di Timur Tengah, Hambatan ekonomi global, dan serangan-serangan datang lainnya, kau hadapi dengan tenang tanpa meninggalkan adat budaya Amerika, walaupun dalam hati tak sepenuhnya aku percaya kepadamu, sebelum aku menerima apa yang ku harap.
Pesanku “Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah.” inilah harapanku kepadamu.
Sekali lagi kuucapkan “Selamat buat presiden baru, Barack Hussein Obama”
“Selamat Bary!!” “Good Luck!!”
sumber : http://www.asyiknyaduniakita.blogspot.com